Satu jejak, dua jejak
Jejak berjejak aku jejaki
Ada yang hitam, ada yang putih
Ada yang sama, ada yang berbeza
Ada yang manis, ada yang gusar
Kamu, aku dan yang lain
Manusia berdosa penuh jejak
Bila aku bercakap tentang jejak
Maka tetaplah akalmu menerima ceritaku
Berjalan di bawah bintang
Bukan dungu menunggu siang
Bukan si pemimpi mengurai malam
Berjalan di bawah sirna
Bukan si pengadu menanti esok
Bukan si ahli mengira waktu
Itupun kalau akalmu mampu menafsir
Aku sindir otakmu
Yang menyindir ruangku
Aku sindir lincahmu
Yang kabut menilaiku
Aku sindir akalmu
Yang hanya tahu siangmu.
Kau mahu aku jadi bagai manusia sepertimu?
Otakmu?
Lincahmu?
Siangmu?
Mungkin seperti menanti usia 55 tahun
Menagih hasil kudrat bertahun
Manusia tipikal?
Sinis. Untukmu.
Yang hanya lahir untuk makan.
Lihat aku senyum,
Semoga kau tak lupa.
*gambar sekadar hiasan + hasil karya sendiri dan sedikit pengeditan untuk warna2 lomo.
No comments:
Post a Comment